Semua dari kita yakin bahawa kematian itu pasti datang menjemput kita apabila sampai masanya. Adanya alam barza dan alam akhirat juga suatu yang wajib dipercayai.
Apabila berhadapan dengan Allah swt di hari pembalasan nanti hamba‐hamba Allah akan mengalami suasana yang sangat mencemaskan sekali apabila buku‐buku amal kita dibuka satu persatu untuk diadili di mahkamah Allah Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.
Perihal apa yang akan berlaku di hari Mahsyar nanti telah dikisahkan kepada kita oleh Allah swt supaya sebagai hamba‐hambaNya kita ambil pengajaran dan lebih berwaspada supaya tidak menerima nasib yang sama kepada golongan yang amat menyesal dihadapan Allah swt nanti.
Suasana hamba‐hamba Allah yang menyesal ini digambarkan dengan jelas melalui firman Allah swt yang bermaksud:
Dan (alangkah ngerinya) jika kamu melihat ketika orang‐orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya dihadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (kedunia), kami akan mengerjakan amal solih, sesungguhnya kami adalah orang –orang yang yakin.”
Dan kalau Kami kehendaki nescaya Kami akan berikan kepada tiap‐tiap jiwa petunjuk (baginya), akan tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) daripada Ku:” Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia bersama‐sama.”
Maka rasalah oleh mu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan hari pertemuan dengan harimu itu (hari qiamat); sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasalah siksa yang kekal, disebabkan apa yang kamu kerjakan.
As‐Sajadah 32/Ayat 12 ‐ 14
Allah swt menggambarkan keadaan orang‐orang musyrikin dihari qiamat ketika mereka berdiri dihadapan Allah dihari pembalasan dalam keadaan hina‐dina, menundukkan kepala mereka kerana takut dan malu dari apa yang telah mereka perbuat dan dari dosa‐dosa yang mereka bawa mati.
Mereka berkata pada hari itu kepada Tuhan mengenai sesalan mereka:
”Kami telah melihat dan mendengar ya Tuhan kami, apa yang akan kami alami ini adalah sebagai pembalasan atas perbuatan kami didunia, maka kembalikanlah kami kedunia agar kami dapat menebus kesalahan kami yang dahulu dengan mengerjakan amal‐amal solih yang engkau redhai, sesungguhnya kami telah menjadi yakin bahawa janjiMu adalah benar dan apa yang kami ingkari dahulu menjadi kenyataan pada hari ini,”
Allah yang mengetahui bahawa andainya dikembalikan kedunia mereka tidak akan menjadi baik, bahkan tetap dengan kekufuran dan kesyirikan mereka lalu
Allah berfirman:”Dan kalau Kami kehendaki nescaya Kami akan beri petunjuk dan hidayah kepada setiap orang, akan tetapi telah menjadi ketetapan Kami bahawasanya neraka jahannam akan Kami penuhi dengan hamba‐hamba Kami yang kufur, musyrik, fasik yang melakukan maksiat tanpa taubat, termasuk mereka golongan jin atau manusia.Maka rasailah oleh mu siksa ini disebabkan kamu melupakan pertemuanmu dengan hari ini, dan rasakanlah siksa yang kekal ini sebagai pembalasan keatas apa yang kamu telah perbuat didunia dahulu.”
Dalam nada yang sama kita dapati Allah swt menempelak golongan ini didalam ayat‐ayat berikut yang bermaksud:
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: “Kiranya kami dikembalikan (kedunia) dan tidak mendustakan ayat‐ayat Tuhan kami, serta menjadi orang‐orang yang beriman.”(tentulah kamu melihat satu peristiwa yang mengharukan). Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu mereka sembunyikannya.Sekiranya mereka dikembalikan kedunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang dilarang mereka mengerjakannya.dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.
Dan mereka akan mengatakan (pula): “Hidup hanyalah kehidupan kita didunia sahaja dan kita sekali‐kali tidak akan dibangkitkan.’’ Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan).
Berfirman Allah :
“Bukankah (kebangkitan) itu benar?” Mereka menjawab: “Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Berfirman Allah: “ Kerana itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkarinya.”
Surah Al‐An’am 6/Ayat 27 ‐30
Orang‐orang kafir, pada saat mereka dihadapkan siksaan Allah mereka secara spontan minta kembali semula kedunia sambil berjanji untuk untuk menjadi orang beriman dan mengerjakan amal solih.Namun mereka telah ditempelak oleh Allah sekiranya mereka dikembalikan kedunia sudah pasti mereka bersifat seperti sediakala menjadi orang yang berdusta dan curang, sebab utamanya adalah prinsip hidup mereka bahawa hidup itu hanya untuk dunia semata dan mereka tidak yakin akan dibangkitkan pada hari qiamat.Mereka lebih utamakan kehidupan didunia dan mereka menyembunyikan kebenaran
dikalangan pengikut‐pengikut mereka.
Tatkala mereka ditanya oleh Allah diakhirat kelak: "Tidakkah semua ini benar, nyata dan hak? " Mereka terpaksa tunduk, malu dan mengaku:” Benar demi Tuhan kami ".Dan langsung Allah berfirman: " Kini rasakanlah siksa ini kerana kalian dahulu didunia amat kafir dan ingkar."
Itulah pemandangan diakhirat yang amat berlainan dengan pemandangan mereka didunia, dimana didunia ini mereka amat sombong, menolak hidayah, suka bertengkar menentang usaha‐usaha dakwah, melarang orang lain melakukan kebaikan, menjauhkan diri dari al‐Quran dan hadith dan membuat dakwaan palsu yang besar dan menindas para pejuang‐pejuang Islam.
Andainya kita melihat sewaktu mereka ditahan oleh Allah dihadapan neraka dalam keadaan hina‐dina, mereka tak berupaya lagi untuk bertengkar, memutar‐belitkan fakta kebenaran.Walaupun mereka memasang angan-angan untuk kembali kedunia semula agar mereka tidak lagi mendustakan ayat‐ayat Allah, namun semuanya itu telah terlambat buat mereka.
Didunia dahulu ,segala amal perbuatan mereka menjurus kepada sikap sombong dan takabbur seolah‐olahnya kebangkitan selepas mati, hisab dan pembalasan itu tidak wujud sama sekali.Di hadapan Allah barulah mereka tersentak apabila diajukan soalan :"Tidakkah hari kebangkitan yang kamu sangkal selama didunia dahulu itu benar‐benar terjadi?"
Pada hari qiamat kelak segala rahsia didunia yang ditutup atau disembunyikan akan terbongkar.Ini terjadi kerana ada kitab yang menyimpan segala amalan perbuatan manusia didunia.Ini sesuai dengan firman Allah berikut yang bermaksud:
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu) , tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)
Surah Al‐Haqqah 69/Ayat 18
Orang‐orang yang kufur itu amat menyesal apabila berhadapan dengan mahkamah Allah, setelah menyedari dosa‐dosa yang dibawa menemui Allah. Kepada mereka ini Allah menimpakan siksaNya yang amat pedih sebagai balasan terhadap dosa‐dosa mereka yang dilakukan didunia.Siksa yang diterima tersebut sesuai dengan banyak atau sedikitnya dosa mereka didunia.Mereka akan tinggal di dalam neraka berkurun lamanya atau berkekalan buat selamanya.
Pembalasan oleh Allah keatas mereka ini dijelaskan oleh Allah swt dalam ayat-ayat berikut yang bermaksud:
Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai,lagi menjadi tempat kembali bagi orang yang melampaui batas, mereka tinggal didalamnya berabad‐abad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan didalamnya dan tidak pula mendapat
minuman, selain dari air yang mendidih dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal, Sesungguhnya mereka dahulu tidak takut dengan hitungan amal,dan mereka dustakan ayat‐ayat Kami dengan sungguh‐sungguhnya, dan segala sesuatu telah Kami catatkan dalam suatu kitab, Kerana itu rasakanlah.Dan kami tidak tidak menambah kepada kamu selain
daripada azab.
Surah An‐Naba’ 78/Ayat 21 ‐30
Diakhirat nanti timbul penyesalan yang amat sangat daripada mereka seraya berkata:”Jika kami mendengar ucapan dari pemberi peringatan itu dan menerimanya, sudah pasti kimi tidak tergolong bersama golongan yang tersiksa.”
Hal ini diterang oleh Allah dalam ayat‐ayat berikut yang bermaksud:
Dan mereka berkata:” Sekiranya kami mendengar atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni neraka yang menyala‐nyala.”
Mereka mengakui dosa‐dosa mereka.Maka kebinasaanlah bagi penghunipenghuni
neraka yang menyala‐nyala.
Surah Al‐Mulk 67/ Ayat 10‐11
Walau bagaimana pun segala pengakuan dan penyesalan mereka pada saat itu sudah tidak berguna lagi.
Demikianlah Allah swt menyediakan kesudahan yang buruk kepada mereka yang telah diberikan peringatan tetapi mereka ingkar. Suasana ini berbeza dengan hamba‐hamba Allah yang beriman dan melaksanakan perintah Tuhannya seperti yang diceritakan oleh al_Quran seperti yang bermaksud seperti berikut:
Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang‐orang yang diberi peringatan itu, Tetapi hamba‐hamba Allah dibersihkan (dari dosa tidak akan diazab)
Surah As‐Saffat 37/Ayat 73‐74
Hamba‐hamba Allah swt yang diberikan olehNya petunjuk sehingga beriman dengan melaksanakan perintah agamaNya , mereka akan diselamatkan dari semua azab dan sebagai balasan baik dari Allah swt mereka akan dimasukkan kedalam syurga yang seluas langit dan bumi.
Bagi orang‐orang beriman Allah swt sentiasa kasih dan membimbing mereka dengan peringatan supaya tidak mengikut perangai mereka yang musyrik, kufur dan fasik.Oleh itu Allah swt telah memberi pesanan didunia lagi supaya orang‐orang beriman sentiasa berwaspada agar tidak menyesal diakhirat kelak.
Firman Allah swt yang bermaksud :
Aku bersumpah dengan hari qiamat, Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali.
Surah Al‐Qiyamah/ Ayat 1 ‐2
Allah bersumpah dengan hari qiamat dan keadaan kengeriannya yang besar, dengan nafsu yang yang inginkan ketinggian iaitu nafsu yang menyesali kejahatan.Maksudnya mengapa ia melakukan perbuatan keji ini dan mengapa urusan kebaikan itu tidak diperbanyakkan.
Imam Al‐Farra berkata:” Tidak ada nafsu yang baik dan yang buruk, kecuali ia mendera dirinya. Jika ia mengerjakan kebaikan,ia mengatakan kenapakah tidak diperbanyakkan. Sebaliknya jika ia mengerjakan keburukan ia mengatakan: Seandainya aku tidak melakukannya alangkah lebih baik?”
Hakikat jiwa lawwamah itu mempunyai beberapa tafsiran.Menurut Imam Hasan al‐Basri :”Demi Allah engkau melihat seorang Muslim melainkan dia sentiasa mencela dan mengkritik dirinya sendiri, contohnya mengapakah aku berbuat dan berkata begitu dan begini; tetapi sebaliknya seorang yang berdosa itu akan meneruskan maksiatnya tanpa mencela dan mengkritik dirinya.”
Menurut Imam Mujahid pula : “Al‐nafsul‐lawwamah itu ialah jiwa yang menyesali dan mencela dirinya diatas mana‐mana kebajikan yang luput.”
Mengikut Imam Ibnu Jarir :” Semua pendapat ini membawa pengertian yang hampir sama iaitu jiwa yang mencela dan mengkritik dirinya sendiri samada dalam perkara kebaikan atau kejahatan dan menyesali mana‐mana kejahatan yang luput.”
Setelah itu hendaklah kita ingat pesanan Allah swt seperti yang dirakamkan dalam ayat‐ayat berikut:
Pada hari itu diberitahu kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya, Bahkan manusia itu menjadi saksi keatas dirinya sendiri, Meskipun mereka mengemukakan alasan‐alasan.
Surah Al‐Qiyamah 75/ Ayat 13 ‐15
Ayat Quran yang paling ketara menceritakan penyesalan orang‐orang yang kafir adalah seperti yang terdapat didalam surah an‐Naba’ yang bermaksud
seperti berikut:
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada mu (hai orang kafir)siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua‐dua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.”
Surah An‐Naba’ 78/ Ayat 40
Oleh kerana dahsyatnya siksaan yang menimpa diri manusia diakhirat kelak dengan suasana huru‐hara yang dilihat mereka, orang kafir itu berkata: “Aduhai sekiranya dahulu aku tidak menjadi manusia dan sebaliknya aku menjadi tanah , nescaya aku akan selamat.”
Ucapan ini bermaksud :” Andaikata aku dahulu bukan manusia yang menerima bebanan kewajipan, tetapi aku dijadikan batu atau tanah nescaya kewajipan agama tidak dikenakan keatas diriku.”
Begitulah rupanya penyesalan orang yang mensia‐siakan hidupnya didunia tanpa menjalankan tanggung‐jawab yang diamanahkan oleh Allah dengan sebaik‐baiknya, malahan dia amat lalai dengan kerja‐kerja yang sia‐sia yang bertentangan suruhan Allah swt. Namun begitu semua dari kita mengetahui bahawa menyesal dihari qiamat itu semuanya sudah terlambat.
Wallahu’alam
Diantara bahan rujukan:
Al‐Quran Dan Terjemahannya ‐ Terbitan Pustaka Antara
Tafsir Al‐Maraghiy Ahmad Mustafa Al‐Maraghiy ‐ Terjemahan Muhamad Thalib
Tafsir Fi Zilal Quran Asy Syahid Sayyid Qutb Rahimahullah‐ Terjemahan Yusof Zaki Haji Yacob
Tafsir Ibnu Katsier – Terjemahan H.Salim Bahreisy dan H.Said Bahreisy
0 comments:
Post a Comment